ADAB KELUAR RUMAH MENUJU MASJID
Apabila
engkau selesai bersuci dari hadast, maka shalatlah dua rakaat sebelum Subuh di
rumah jika fajar telah terbit, dan bacalah di dalamnya surah Al-Kafirun dan
Al-Ikhlash atau bacalah surah An-Nasr dan Al-Fiil.
Barangsiapa
membaca dalam dua rakaat sebelum fajar, surah An-Nasr dan Al-Fiil, maka tangan
setiap musuh tidak bisa menjangkaunya dan mereka tidak mempunyai jalan untuk
mengganggunya. Ini adalah shahih mujarab tanpa diragukan. Demikianlah yang
dinukil oleh Al-Bujairami dan Al-Ghazali.
Begitulah
yang dilakukan oleh Rasulullah , yakni menunaikan shalat sunah dua rakaat
sebelum Subuh di rumah. Disunahkan memisahkan antara sunah Subuh dan fardu
dengan berbaring di atas sisinya yang kanan atau kiri dan yang kanan lebih
utama, walaupun di dalam masjid, sekalipun diakhirkannya sesudah salat fardu
sebagaimana dikatakan oleh Al-Wanna’iy.
Hikmah
dari hal itu ialah mengingat berbaring di dalam kubur di awal siang supaya
mendorongnya untuk mengerjakan amal-amal akhirat atau untuk menampakkan ketidak
mampuan di awal siang.
Ia berkata
di waktu berbaring:
اَللّٰهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَاِسْرَافِيْلَ وَعِزْرَائِيْلَ وَرَبَّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَجِرْنِى مِنَ النَّارِ
“Ya Allah, Tuhan-nya Jibril, Mikail. Israfil
dan Izrail serta Tuhan-nya Muhammad Lindungilah aku dari api neraka (tiga
kali).”
Kemudian
pergilah menuju masjid sesuai sabda Nabi :
Allah
berfirman : “Sesungguhnya rumahku di bumi-Ku adalah rnasjid dan tamu-tamu-Ku
didalamnya adalah orang-orang yang memakmurkannya. Maka beruntunglah hamba yang
bersuci di rumahnya, kemudian mengunjungi Aku di rumah-Ku. Maka wajiblah tuan
rumah menghormati tamunya.”
Janganlah
engkau meninggalkan shalat jamaah, sebagaimana disabdakan oleh Nabi :
مَنْ صَلَّى اَرْبِعَيْنَ يَوْمًا الصَّلَوَاتِ فِى جَمَاعَةٍ لَاتَفُوْتُهُ فِيْهَا تَكْبِيْرَةُ الْاِحْرَامِ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ بُرَاَئَتَيْنِ بَرَاءَةً مِنَ النِّفَاقِ وَبَرَاءَةً مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa mengerjakan shalat-shalat dalam jamaah
selama 40 hari tanpa ketinggalan takbiratul ihram, maka Allah menulis baginya
dua kebebasan, kebebasan dari sifat munqfik dan kebebasan dari api neraka.”
Utamanya
adalah shalat Subuh, karena jamaah dalam shalat Subuh lebih utama dari pada shalat
jamaah dalam shalat isya’ dan jamaah dalam shalat Isya’ lebih utama dari pada
jamaah shalat lainnya. Adapun salat yang paling utama adalah salat Asar.
Dalam
hadis disebutkan: “Barangsiapa mengerjakan salat Isya dalam jamaah, seakan-akan
ia salat separuh malam dan siapa mengerjakan salat Subuh dalam jamaah,
seakan-akan salat semalam penuh.” Kemudian penulis mengemukakan alasan larangan
meninggalkan salat jamaah dengan perkataannya: Karena salat jamaah lebih baik
27 derajat dari pada salat sendiri sebagaimana disebutkan dalam hadist. Jika
engkau mengabaikan keuntungan seperti ini, yakni keutamaan jamaah maka apakah
gunanya engkau menuntut ilmu?
Sesungguhnya
buah ilmu adalah mengamalkannya. Apabila engkau pergi ke masjid, maka berjalanlah
dengan perlahan dan tenang dan jangan terburu-buru. Dan ucapkanlah dalam
perjalananmu:
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِيْنَ عَلَيْكَ وَبِحَقِّ الرَّاغِبِيْنَ اِلَيْكَ وَبِحَقِّ مَمْشَايَ هَذَا اِلَيْكَ فَاِنِّى لَمْ اَخْرُجْ اَشِرًا وَلَا بَطَرًا وَلَا رِيَاءً وَلَا سُمعَةً بَلْ خَرَجْتُ التِّقَاءَ سَخَطِكَ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ فَاَسْأَلُكَ اَنْ تُنْقِذَنِى مِنَ النَّارِ وَاَنْ تَغْفِرَلِى ذُنُوْبِى فَاِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اَنْتَ
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu, demi hak
orang-orang yang memohon pada-Mu dan hak orang-orang yang berharap kepada-Mu
dan demi pejalananku kepada-Mu ini. Sesungguhnya aku tidak keluar (ke masjid)
dengan sombong dan congkak maupun karena riya’ dan mencari ketenaran. Akan tetapi aku keluar dari
rumahku untuk menghindani kemarahan-Mu dan mencarii keridaan-Mu. Maka aku mohon
kepada-Mu agar menyelamatkan aku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosa-Ku,
Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau.”
Dalam
kitab Ibnu Hajar ada tambahan sesudahnya, Ya arhamar raahimiin, Ya akramal akramiin
(wahai Tuhan yang Maha Penyayang di antara para penyayang, wahai Tuhan yang
Maha Pemurah di antara para pemurah).
0 comments:
Post a Comment