BTemplates.com

Thursday, 9 April 2015

ADAB KELUAR RUMAH MENUJU MASJID



Apabila engkau selesai bersuci dari hadast, maka shalatlah dua rakaat sebelum Subuh di rumah jika fajar telah terbit, dan bacalah di dalamnya surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlash atau bacalah surah An-Nasr dan Al-Fiil.
Barangsiapa membaca dalam dua rakaat sebelum fajar, surah An-Nasr dan Al-Fiil, maka tangan setiap musuh tidak bisa menjangkaunya dan mereka tidak mempunyai jalan untuk mengganggunya. Ini adalah shahih mujarab tanpa diragukan. Demikianlah yang dinukil oleh Al-Bujairami dan Al-Ghazali.
Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah , yakni menunaikan shalat sunah dua rakaat sebelum Subuh di rumah. Disunahkan memisahkan antara sunah Subuh dan fardu dengan berbaring di atas sisinya yang kanan atau kiri dan yang kanan lebih utama, walaupun di dalam masjid, sekalipun diakhirkannya sesudah salat fardu sebagaimana dikatakan oleh Al-Wanna’iy.
Hikmah dari hal itu ialah mengingat berbaring di dalam kubur di awal siang supaya mendorongnya untuk mengerjakan amal-amal akhirat atau untuk menampakkan ketidak mampuan di awal siang.

Ia berkata di waktu berbaring:
اَللّٰهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَاِسْرَافِيْلَ وَعِزْرَائِيْلَ وَرَبَّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَجِرْنِى مِنَ النَّارِ
“Ya Allah, Tuhan-nya Jibril, Mikail. Israfil dan Izrail serta Tuhan-nya Muhammad Lindungilah aku dari api neraka (tiga kali).”
Kemudian pergilah menuju masjid sesuai sabda Nabi :
Allah berfirman : “Sesungguhnya rumahku di bumi-Ku adalah rnasjid dan tamu-tamu-Ku didalamnya adalah orang-orang yang memakmurkannya. Maka beruntunglah hamba yang bersuci di rumahnya, kemudian mengunjungi Aku di rumah-Ku. Maka wajiblah tuan rumah menghormati tamunya.”
Janganlah engkau meninggalkan shalat jamaah, sebagaimana disabdakan oleh Nabi :
مَنْ صَلَّى اَرْبِعَيْنَ يَوْمًا الصَّلَوَاتِ فِى جَمَاعَةٍ لَاتَفُوْتُهُ فِيْهَا تَكْبِيْرَةُ الْاِحْرَامِ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ بُرَاَئَتَيْنِ بَرَاءَةً مِنَ النِّفَاقِ وَبَرَاءَةً مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa mengerjakan shalat-shalat dalam jamaah selama 40 hari tanpa ketinggalan takbiratul ihram, maka Allah menulis baginya dua kebebasan, kebebasan dari sifat munqfik dan kebebasan dari api neraka.”
Utamanya adalah shalat Subuh, karena jamaah dalam shalat Subuh lebih utama dari pada shalat jamaah dalam shalat isya’ dan jamaah dalam shalat Isya’ lebih utama dari pada jamaah shalat lainnya. Adapun salat yang paling utama adalah salat Asar.
Dalam hadis disebutkan: “Barangsiapa mengerjakan salat Isya dalam jamaah, seakan-akan ia salat separuh malam dan siapa mengerjakan salat Subuh dalam jamaah, seakan-akan salat semalam penuh.” Kemudian penulis mengemukakan alasan larangan meninggalkan salat jamaah dengan perkataannya: Karena salat jamaah lebih baik 27 derajat dari pada salat sendiri sebagaimana disebutkan dalam hadist. Jika engkau mengabaikan keuntungan seperti ini, yakni keutamaan jamaah maka apakah gunanya engkau menuntut ilmu?
Sesungguhnya buah ilmu adalah mengamalkannya. Apabila engkau pergi ke masjid, maka berjalanlah dengan perlahan dan tenang dan jangan terburu-buru. Dan ucapkanlah dalam perjalananmu:
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِيْنَ عَلَيْكَ وَبِحَقِّ الرَّاغِبِيْنَ اِلَيْكَ وَبِحَقِّ مَمْشَايَ هَذَا اِلَيْكَ فَاِنِّى لَمْ اَخْرُجْ اَشِرًا وَلَا بَطَرًا وَلَا رِيَاءً وَلَا سُمعَةً بَلْ خَرَجْتُ التِّقَاءَ سَخَطِكَ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ فَاَسْأَلُكَ اَنْ تُنْقِذَنِى مِنَ النَّارِ وَاَنْ تَغْفِرَلِى ذُنُوْبِى فَاِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ  اِلَّا اَنْتَ
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu, demi hak orang-orang yang memohon pada-Mu dan hak orang-orang yang berharap kepada-Mu dan demi pejalananku kepada-Mu ini. Sesungguhnya aku tidak keluar (ke masjid) dengan sombong dan congkak maupun karena riya’ dan  mencari ketenaran. Akan tetapi aku keluar dari rumahku untuk menghindani kemarahan-Mu dan mencarii keridaan-Mu. Maka aku mohon kepada-Mu agar menyelamatkan aku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosa-Ku, Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau.”
Dalam kitab Ibnu Hajar ada tambahan sesudahnya, Ya arhamar raahimiin, Ya akramal akramiin (wahai Tuhan yang Maha Penyayang di antara para penyayang, wahai Tuhan yang Maha Pemurah di antara para pemurah). 

0 comments:

Post a Comment